BORJUIS DAN PROLETAR DALAM SETASIUN KERETA YOGYAKARTA
SETASIUN TUGU DAN SETASIUN LEMPUYANGAN
Jurang pemisah rakyat borjuis dan rakyat proletar di Yogyakarta
Oleh: Ahmad Mubarok
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki dua buah setasiun, yakni setasiun tugu dan setassiun Lempuyangan. Di kedua setassiun inilah kita dapat naik kreta api menuju berbagai jurusan se-jawa. Setasiun tugu terletak di sebelah utara jalan Malioboro. Dari Malioboro cukup naik beca atau naik taksi yang ada di sana dan berjalan menuju arah utara. Dari Maloboro menuju setasiun tugu kira-kira berjarak sekitar satu kilometre saja. Jalan dari Malioboro menuju setasiun Tugu tidak memiliki tikungan atau persmpangan jalan, sehingga untuk menuju setasiun Tugu sangat mudah di lakukan oleh siapa pun. Namun, hanya ada satu tikungan dan itu pun terletak di dekat rel kereta api berjarak 50 meter dari setasiun tugu. Sebelum rel kereta api, ada jalan simpang empat yang membentang. Jalan yang kea rah utara merupakan jalan yang menuju pegunungan merapi, kea rah timur jalan menuju Yogyakarta bagian timur seperti kawasan Kampus UGM, kampus UIN Sunan Kalijaga, kampus UNY, dll, sedangkan ke arah barat menuju setasiun tugu. Setasiun tugu berada di sebelah utara jalan, sehingga kita harus menyebrang jalan yang ada di sana.
Kemudian setassiun Lempuyangan terletak di sebelah timur setasiun Tugu. Dari arah setasiun tugu kira-kira menempuh jarak sekitar dua kilometre saja. Setasiun Lempuyangan terletak tidak begitu jauh dengan setadiun Kridosono Yogyakarta, kampus UIN Sunan Kalijaga, dan berdekatan dengan jembatan layang lempuyangan. Arah menuju setasiun Lempuyangan memang lebih sulit di temukan dari pada setasiun Tugu. Sehingga sebagian besar orang yang berkunjung ke Yogyakarta dan belum mengenal peta wilayah Yogyakarta banyak yang menggunakan setasiun Tugu.
Di Yogyakarta hanya terdapat dua buah jembatan laying saja, sehingga cukup mudah untuk mengenali daerah-daerah yang berdekatan dengan jembatan laying. Jembatan laying yang pertama terletak di dekat setasiun lempuyangan itu,kirakira 50 meter kearah timur dari setasiun Lempuyangan. Dan jembatan laying yang kedua terletak di sebelah timur kampus UIN Sunan Kalijaga jalan Yogyakarta-Solo. Jembatan laying ini terkenal dengan nama jembatan laying Janti, karena berada di wilayah Janti.
Setasiun Tugu dan setasiun Lempuyangan memiliki beberapa perbedaan yang terkadang tidak di fahami oleh sebagian besar pengunjung baru Yogyakarta. Setasiun Tugu Yogyakarta lebih banyak di singgahi oleh kereta jenis menengah ke atas, kereta yang teransit di Tugu biasanya kereta api bisnis dan eksekutif. Sedangkan setasiun Lempuyangan banyak di singgahi oleh kereta api menengah ke bawah seperti kereta api Pasundan dan kereta api Kahuripan. Kereta api bisnis dan eksekutf tidak pernah atau jarang berhenti di setasiund Lempuyangan, begitu pun kereta api pasundan dan kahuripan tidak pernah berhenti di setasiun Tugu.
Jenis kereta api yang teransit di setasiun Tugu dan setasiun Lempuyangan juga memiliki korelasi positif dengan kelas-kelas ekonomi masyarakat. Setasiun tugu lebih banyak di isi oleh masyarakat yang berduit dan memiliki mobolitas hidup yang tinggi, sedangkan setasiun Lempuyangan di isi oleh masyarakat yang memiliki kelas ekonomi menengah ke bawah. Sebagian besar orang yang menggunakan jasa setsiun Lempuyangan adalah orang-orang yang memiliki pemasukan pas-pasan.
Setasiun tugu dan setasiun lempuyangan juga memiliki karakteristik bangunan yang berbeda. Setasiun tugu lebih terlihat megah dan mewah dengan di tambahi dengan berbagai restoran setasiun, dan pelayanan setasiun yang cukup baik. Di setasiun Tugu jarang di temui para pedagang asongan yang mengadu nasib, tetapi akan banyak di temui berbagai restoran dan berbagai maam pertokoan yang cukup lengkap. Sedangkan setasiun Lempuyangan memiliki karakteristik bangunan yang lebih sederhana di bandingkan setasiun Tugu. Lahan layanan public yang ada di setasiun Lempuyangan juga tidak seluas layanan public yang ada di setasiun tugu. Selain itu, restoran dan pertokoan setasiun agak jarang di temui di setasiun Lempuyangan. Namun setasiun Lempuyangan di padati oleh para pedagang asongan dan para penjual Koran. Banyak dari orang-orang miskin yang mencari nafkah di setasiun Lempuyangan ini, namun di setasiun tugu banyak orang-orang bermodal besar yang mencari keuntungan.
Adanya dua buah setasiun kereta api di Yogyakarta yang memiliki karakteristik berbeda di antara d keduanya memberikan sekat yang agak mencolok antara kendaraan si kaya dan kendaraan si miskin. Tempat berkumpulnya orang-orang kaya dan tempat orang-orang miskin sudah di atur sedemikian rupa yang menjadikan adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.
Orang-orang kaya seolah-olah tidak mau di ganggu dengan keberadaan orang-orang miskin. Orang-orang kaya menyingkirkan keberadaan orang-orang miskin ke setasiun Lempuyangan tempat orang-orang kelas menengah ekonomi kebawah berada. Pedagang asongan di kucilkan oleh komunitas orang-orang kaya dan di paksa berkumpul dengan golongan para orang miskin yang lain. Sedang orang-orang kaya lebih suka mencari komunitas dan iklim sekitar dengan orang orang kaya yang sejenis.
Penulis adalah
Aktivis Pergeraka Mahasiswa Islam Indonesia
Komentar
Posting Komentar